Rabu, 28 Desember 2016

1Pipet tetesUntuk meneteskan cairan atau larutan dalam jumlah banyak
2Labu erlenmeyer● Untuk wadah (tempat menyimpan) larutan yang akan digunakan
● Untuk mereaksikan larutan
● Untuk melakukan titrasi
3Gelas ukurUntuk mengukur volume larutan
4Gelas beker● Untuk menyiapkan larutan yang akan digunakan
● Untuk tempat mereaksikan zat dalam volume yang banyak
● Untuk melarutkan zat padat ke dalam air dalam proses pembuatan larutan
5Lampu spiritusUntuk membakar zat/memanaskan larutan
6Cawan porselinWadah untuk mereaksikan atau mengubah suatu zat pada suhu tinggi
7Corong gelasUntuk membantu menuang can dari wadah bermulut besar ke wadah bermulut kecil
8Pipet gondokUntuk mengambil larutan sesuai dengan label yang tertera pad bagian yang mengembung
9KondensorUntuk destilasi larutan, lubang bawah tempat air
10Pipa Y● Sebagai tempat persediaan air (yang tertutup karet)
● Sebagai tempat tertancapnya ranting tanaman yang diselidiki
11Tabung reaksiUntuk mereaksikan zat dalam jumlah sedikit
12Botol reagenUntuk menyimpan larutan/zat cair
14Pipa penghubung SUntuk menyambungkan satu alat dengan alat yang lain
15Corong buchnerUntuk menyaring larutan dengan bantuan pompa vacum
16Tabung reaksiUntuk mereaksikan cairan-cairan dalam jumlah banyak
17Botol semprot● Untuk menyimpann aquadest
● Untuk membilas/mencuci alat-alat dan bahan
18Labu ukurUntuk membuat atau mengencerkan larutan dengan ketelitian tinggi
19Gas generatorUntuk mereaksikan atau membuat bahan kimia secara terkendali
20Mortal dan pastleUntuk menghaluskan zat yang masih bersifat padat/kristal
21Sikat tabung reaksiUntuk membersihkan alat-alat lainnya
23Batang pengadukUntuk mengaduk larutan
24Pipet tetesUntuk meneteskan suatu zat/cairan
25Pipa kapiler● Untuk mengalirkan gas ke tempat tertentu
● Untuk menentukan titik lebur suatu zat
27EskilatorUntuk mendinginkan zat
28Tripot (kaki tiga)Sebagai penyangga pembakar spiritus
28Kawat kasaSebagai alas penyebaran panas
29Penjepit tabung reaksiUntuk menjepit tabung reaksi selama melakukan proses pemanasan
30BuretUntuk menegeluarkan larutan
Beberapa Bahan Kimia yang sering ada di Laboratorium

      a. Aluminium sulfat (Aluminium sulphate) Al2(SO4)316H2O. Berupa
kristal garam berwarna putih, larut dalam air, dan dapat digunakan
sebagai pengganti tawas.

     b. Amoniak (Amonia) NH4OH. Larutan mudah menguap, jika
terkena kulit atau mata menyebabkan iritasi, uapnya dapat
mengganggu pernapasan, dan jika tertelan mengakibatkan
kerusakan dalam perut. Semakin pekat larutannya semakin
berbahaya. Amonia digunakan sebagai larutan basa.
c. Asam sulfat teknis (Sulphuric acid, technical) H2SO4. Zat cair
tak berwarna, bersifat racun, sangat korosif jika terkena kulit,
menimbulkan luka yang parah, dan dapat merusak kain. Asam
sulfat teknis digunakan sebagai asam kuat.

d. Asam klorida pekat (Hidrochloric acid, concentrated) HCl. Zat
cair tidak berwarna dengan sifat dan fungsinya sama dengan
asam sulfat.

e. Etanol C2H5OH biasanya disebut alkohol berupa zat cair tidak
berwarna, mudah menguap dan terbakar, jika diminum memabukkan.
Etanol digunakan sebagai pelarut, dapat juga sebagai
desinfektan.

f. Formalin 40% (Formalin). Larutan 40% formaldehida (HCHO) di
dalam air, tidak berwarna, mudah menguap, beracun, berfungsi
sebagai pencegah hama atau bahan pengawet, misalnya untuk
mengawetkan hewan-hewan kecil dalam botol.

g. Gliserol (Gliserol) CH2OH.CHOH.CH2OH disebut juga gliserin,
berupa cairan agak kental mudah larut dalam air.

h. Glukosa (Glucose) C6H12O6. Kristal tak berwarna, mudah larut
dalam air, termasuk monosakarida.

i. Kloroform (Cloroform) CHCl2. Zat cair tak berwarna, bersifat racun,
uapnya dapat menganggu pernapasan, digunakan sebagai
obat bius dan pelarut.

j. Metilen blue (Methylene blue) C66H18N3SCl zat padat berbentuk
serbuk.

k. Eosin (Eosin). Zat padat larut dalam air atau alkohol digunakan
dalam Biologi sebagai pewarna jaringan sehingga mudah diamati,
misalnya dalam pengamatan tranportasi air oleh jaringan
tumbuhan.

l. Natrium hidroksida teknis (Sodium Hydroxide, technical) NaOH.
Zat padat berupa kristal putih sangat mudah menyerap uap air
dan udara sehingga mudah mencair, bersifat racun dan korosif,
jika terkena kulit menyebabkan luka bakar.

m. Kobalt (II) klorida (Cobalt (II) Clorida) C0CI26H2O. Zat padat berbentuk
kristal merah, sangat mudah menyerap air dan udara,
dalam keadaan kering berwarna biru, dan digunakan untuk
menguji kelembaban udara atau menguji kadar air dalam suatu
benda.

n. Yodium kristal (Iodine, Crystal). Zat padat berwarna abu-abu,
kehitaman, mudah menyublim dengan uap berwarna ungu,
dan korosif. Berbahaya jika tertelan atau terkena kulit. Yodium
digunakan segai reagen dalam uji Amilum seperti halnya Lugol.
Lugol adalah larutan yodium dalam kalium yodida.

o. Fenolftalin (Fenolftalein) C2OH14O4, padat tidak berwarna.
Larutan 1% dalam alkohol digunakan sebagai indikator asam basa. Jika ke dalam larutan basa ditambahkan dua atau tiga
tetes larutan fenolftalin maka larutan tersebut dapat berubah
menjadi biru tua jika ditetesi dengan larutan kanji.

p. Natrium klorida (Sodium cloride) NaCl. Zat padat berupa kristal
warna putih sering disebut garam dapur.

q. Kalium iodida (Potasium iodide) KI. Zat padat berupa kristal
tak berwarna, elektrolis larutan ini membebaskan yodium yang
berwarna cokelat pada anoda dan warna cokelat tersebut dapat
berubah menjadi biru tua jika ditetesi dengan larutan kanji.

r. Kalium permanganat (Potassium permangate) KMNO4. Zat
padat berupa kristal berwarna ungu tua, larutannya dalam air
berwarna ungu, sebagai oksidator kuat, jika dicampur dengan
gliserin atau senyawa organik lain dapat meimbulkan letusan.

s. Kalium natrium tartrat (Potassium sodium tartrate) COOK.(CHOHO)2
COONa4H2O. Zat padat berupa kristal warna putih, larut dalam
air digunakan sebagai larutan fehling untuk menguji adanya
bahan pereduksi seperti aldehida dan gula.

t. Ada dua macam fehling, yaitu fehling A dan fehling B. Fehling
A larutan tembaga sulfat berwarna biru, sedangkan fehling B
adalah larutan natrium tartrate yang dicampur dengan Natrium
Hidroksida, tidak berwarna. Pemakaian fehling A dan fehling B
dicampur sama banyak.

u. Kalsium oksida (Calcium oxide) CaO disebut juga kapur tohor,
dapat digunakan untuk membuat air kapur dengan menambah
air.
cara penyimpanan dan pengawetan dari salah satu sumber literatur :
Parameter uji : COD
  1. Wadah penyimpanan : PET, gelas
  2. Bahan pengawet : H2SO4 hingga pH 1.5-2.0
  3. Lama penyimpanan : 7 hari (tanpa pengawet) 30 hari (dengan. pengawet)
Parameter uji : pH
  1. Wadah penyimpanan : PET, gelas
  2. Bahan pengawet : –
  3. Lama penyimpanan : 14 hari
Parameter uji : Merkuri (Hg)
  1. Wadah penyimpanan : gelas, teflon dengan tutup berlapis plastik
  2. Bahan pengawet : 1-2 mL HNO3per 250 mL sampel + minimum 0.5 mL K2Cr2O7 sampai berwarna kuning
  3. Lama penyimpanan : 7 hari
Parameter uji : Minyak (oil & grease)
  1. Wadah penyimpanan : gelas dengan tutup berlapis teflon / plastik
  2. Bahan pengawet : –
  3. Lama penyimpanan : 7 hari
Parameter uji : TSS (total suspended solids)
  1. Wadah penyimpanan : PET, gelas
  2. Bahan pengawet : –
  3. Lama penyimpanan : 14 hari
Parameter uji : Kekeruhan (turbiditas)
  1. Wadah penyimpanan : PET, gelas
  2. Bahan pengawet : –
  3. Lama penyimpanan : 48 jam
Parameter uji: Chromium hexavalent
  1. Wadah penyimpanan : gelas, teflon dengan tutup berlapis plastik
  2. Bahan pengawet : –
  3. Lama penyimpanan : 5 hari
Pengambilan Darah Vena dengan Syringe (Spuit)
Tujuan : Untuk mendapatkan darah vena dengan menggunakan syringe.

Prinsip : Darah vena diambil dengan cara melakukan penusukan pada pembuluh darah vena, darah akan masuk pada ujung semprit, dilanjutkan dengan menarik torak / piston sampai volume darah yang dikehendaki.

Lokalisasi :
Vena yang cukup besar dan letaknya superficial, Pada orang dewasa biasanya vena difosa cubiti sedangkan pada anak-anak dan bayi mungkin diambil pada : Vena Jugularis Externa, Vena Femoralis (paha), Vena Sinus Sagitalis Superior (kepala)

Prosedur kerja :
  1. Alat-alat yang diperlukan disiapkan diatas meja.
  2. Keadaan pasien diperiksa, diusahakan pasien tenang begitu pula petugas (Phlebotomis).
  3. Ditentukan vena yang akan ditusuk, pada orang gemuk atau untuk vena yang tidak terlihat dibantu dengan palpasi
  4. Daerah vena yang akan ditusuk diperhatikan dengan seksama terhadap adanya peradangan, dermatitis atau bekas luka, karena mempengaruhi hasil pemeriksaan.
  5. Tempat penusukan didesinfeksi dengan Alkohol 70 % dan dibiarkan kering
  6. Tourniquet dipasang pada lengan atas (bagian proximal lengan) 6 – 7 cm dari lipatan tangan.
  7. Tegakkan kulit diatas vena dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak bergerak
  8. Dengan lubang jarum menghadap keatas, kulit ditusuk dengan sudut 45o – 60o sampai ujung jarum masuk lumen vena yang ditandai dengan berkurangnya tekanan dan masuknya darah keujung semprit.
  9. Holder ditarik perlahan-lahan sampai volume darah yang diinginkan.
  10. Torniquet dilepas, kapas diletakkan diatas jarum dan ditekan sedikit dengan jari kiri, lalu jarum ditarik.
  11. Pasien diinstruksikan untuk menekan kapas selama 1 – 2 menit dan setelah itu bekas luka tusukan diberi plester hansaplast.
  12. Jarum ditutup lalu dilepaskan dari sempritnya, darah dimasukkan kedalam botol atau tabung penampung melalui dinding secara perlahan. Bila menggunakan anticoagulant, segera perlahan-lahan dicampur.


     Hal – hal yang perlu diperhatikan pada pengambilan darah vena :
  1. Lepas tutup jarum secara perlahan, jangan sampai ujung jarum menyentuh tutupnya, sebab jarum dapat tumpul
  2. Pada Vacutainer pemasangan tabung vakum pada holder harus kuat, dengan cara ibu jari kanan mendorong tabung sedangkan jari telunjuk dan jari tengah (kanan) tertumpu pada kedua sisi holder, ibu jari tangan kiri memegang holder dengan sedikit menekan agar holder tidak bergerak
  3. Pasien yang takut harus ditenangkan dengan memberi penjelasan mengenai apa yang akan dilakukan, maksud beserta tujuannya
  4. Vena yang kecil terlihat sebagai garis-garis biru biasanya sukar digunakan
  5. Untuk vena yang tidak dapat ditentukan karena letaknya yang dalam, usaha coba-coba dilarang untuk dilakukan
  6. Pembendungan yang terlalu lama jangan dilakukan karena dapat mengakibatkan hemokonsentrasi setempat
  7. Hematome, yaitu keluarnya darah dibawah kulit dalam jaringan pada kulit disekitar tusukkan akan terlihat berwarna biru, biasanya akan terasa nyeri, perintahkan pasien untuk mengompresnya dengan air hangat beberapa menit atau beberapa hari sampai sakitnya hilang